Skip to main content

Penyebab Banyaknya Perokok Anak-Anak

Sumber: Google

Sudah sangat jelas jika merokok adalah sesuatu perbuatan yang merigukan diri. Namun sayangnya hal sudah sangat jelas tersebut diabaikan tidak diperdulikan, hal tersebut terbukti dengan banyaknya jumlah perokok di Indonesia yang selalu bertambah banyak di setiap tahunnya. dari anak-anak hingga orang dewasa.

Dalam waktu lima tahun belakangan perokok anak-anak terus meningkat dan tidak pernah menurun. Hal tersebut di utarakan oleh Ketua Yayasan Anak , Lisda Sundari, dalam konferensi pers di Kantor KPAI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (14/2).

"Hasil Riskedas (Riset Kesehatan Dasar) 2018 yang dilakukan Kementerian Kesehatan, prevalensi merokok pada anak yang berusia 10 hingga 18 tahun terus meningkat. Pada 2013 7,2 persen, 2016 8,8 persen dan 2018 9,1 persen. Padahal, harusnya turun ke 5,4 persen," ungkapnya.


Menanggapi hal tersebut, Psikologi Klinis, Liza Djaprie mengatakan harus ada beberapa hal yang dihentikan. Dan itu, sebagian besar menjadi tanggung jawab orangtua. 

"Yang paling dikhawatirkan dan dicemaskan itu sebenarnya adalah orangtua yang merokok seenaknya di depan anaknya. Atau hal simpel, orangtua menyuruh anak untuk beli rokok. Hal-hal seperti itu harus dihentikan," jelas Liza dalam kesempatan yang sama.

Perbuatan-perbuatan yang dianggap sepele dalam kaitannya dengan rokok harus benar-benar diperhatikan, terutama dalam kehidupan sehari-hari di rumah.

"Karena beberapa hal tadi itu tanpa disadari, dalam tanda kutip, eksploitasi penanaman brainwash, pencucian otak kalau merokok itu tidak apa-apa. Hal semacam ini masih banyak terjadi di Indonesia," tambahnya.

Lebih lanjut, peranan orangtua mesti konsen terhadap pergaulan anak dan juga ruang lingkupnya.

Sumber: Akurat.co

Comments

Popular posts from this blog

Edhy Prabowo: Mengatakan Tidak Tepat Jika Pertemuan Tersebut Terkait Dengan Pembagian Jabatan

Sumber: Google Edhy Prabowo mengungkapkan bahwa  Partai Gerindra mengaku tak menginginkan jabatan untuk periode 2019-2024. Hal tersebut du utarakan menyikapi hasil pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar, Rabu (24/7/2019) lalu. Edhy juga mengatakan tak tepat jika pertemuan tersebut terkait dengan pembagian jabatan pemerintahan Jokowi Jilid II. Sebab, Edhy menilai jabatan bukanlah tipikal dari sosok Prabowo. "Buat kita membangun negeri itu tidak harus dengan jabatan. Kalau hanya sekedar cari jabatan kan bukan tipikalnya Pak Prabowo ," ujar Edhy di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (25/7/2019). Terkait hal tersebut Edhy juga menjelaskan bahwa dalam pertemuan tersebut Prabowo menyampaikan bahwa pihaknya siap berada di dalam pemerintahan maupun di luar pemerintahan. " Pak Prabowo menegaskan yang dismapaikan ke kami setelah itu ya, 'Bu secara prinsip ya kita ...

Satgas Anti Mafia Perksa Tiga Orang Saksi Terkait Kasus Skandal Pengaturan Skor Sepakbola

Sumber: Google Stgas Anti-Mafia memeriksa tiga orang saksi terkait dugaan kasus skandal skandal pengaturan skor pertandingan sepak bola atau match fixing. Adapun ketiga saksi yang diperiksa Komite Eksekutif (Exco) PSSI Hidayat, Manajer dan Pelatih PSS Sleman Sismantoro dan Seto Nurdiantoro. Pemeriksaan yang dilakukan bertujuan untuk melengkapi berkas penyidikan terhadap para tersangka kasus pengaturan skor sepak bola di Indonesia. "Sejumlah saksi sedang dilakukan pemeriksaan sebagai saksi di Bareskrim oleh Satgas Anti-mafia Bola," ungkap Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri, Kombes Pol Syahar Diantono, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (13/2/2019). Akan tetapi menurut Syahar penyidik tidak akan terburu-buru dalam mengambil kesimpulan dalam menetapkan tersangaka. "Kami sedang dalami ini. Berikutnya juga akan memeriksa terkait ahli pidana, kalau memang sudah cukup alat bukti, maka dilakukan pemberkasan untuk dikirim ke JP...

Pada Bulan Januari Neraca Perdagangan Mengalami Kenaikan

Sumber: Google Neraca Perdagangan pada bulan Januari mengalami kenaikan defisit, pada bulan pada bula Desember yang hanya mencapai USD1,03 miliar sedangkan pada bulan Januari defisit mengalami kenaikan menjadi  USD1,16 miliar .  "Defisit neraca perdagangan Januari 2019 sebesar USD1,16 miliar terjadi karena adanya defisit Migas sebesar USD454 juta , dan defisit non migas USD704 juta , sementara Gas masih surplus," jelas Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Jum'at (15/2/2019). Sebelumnya, Ekonom PT Bank Permata memprediksi neraca perdagangan Januari masih defusit USD777juta dari bulan sebelumnya yang tercatat defisi USD1,1 miliar . Menurutnya, laju ekspor diperkirakan turun 0,12 persen year on year (yoy) dan laju impor diperkirakan tumbuh 0,02 persen yoy. "Laju impor diperkirakan akan flat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya mengingat impor non-migas khususnya bahan baku cenderung melandai mempertimbangkan aktivitas...